Rabu, 12 Oktober 2011

DUA PILIHAN ANTARA PUJIAN DAN MAKIAN BAGI ANAK


Tulisan ini terinsiprasi dari kejadian di sekitarku. Terinspirasi dari tingkah kedua anakku.

Pertama kami membiasakan melarang dan memerintah anak selalu dengan nada-nada yang  tinggi. Tetapi apa yang terjadi adalah, bukanya anak semakin menurut tapi yang terjadi justru  sebaliknya sama sekali. Saya sempat kebingungan ditambah dengan  sikap istri yang semakin uring-uringan karena melihat anaku yang semakin high atraction dan makin susah di atur.
Sebagai contoh ketika harus sarapan pagi,siang dan malam. Akan terdengar jelas perintah-perintah semi militer yang diteriakan ibunya dan akan semakin keras ketika sang anak tidak menurutinya. Dan akhirnya dirujuk  kepada bapaknya sebagai eksekutor terakhir ketika operasi perintah gagal total. Dan lebih parahnya lagi tindakan saya tidak beda jauh dengan istri, berteriak dan memberikan sedikit hardikan dan cubitan , saya sempat sedikit stress mau jadi apa anak saya  nanti.Ya apalagi ketika anak menurut kacamata ibunya saya menjadi kebablasan menghukumnya. Jadilah saya sasaran dampratan istri (lho kok jadi saya yang salah). padahal tadi mengijinkan dilakukan jalur apa saja asal si anak mau makan setelah saya lakukan cara saya kok jadi saya yang salah.( bingun deh bingun bingun).

Mau mandi juga begitu, Ada teriakan-teriakan provokatif dengan komando dan sang anak tetap tidak mau beranjak  matanya tetap melototin film sponge bob, sebel dan akhirnya dilakukan upaya paksa, sehingga sang anak badmood karena  merasa terzolimi. Terbukti dengan reaksi setiap guyuran air  terdengar teriakan pilu sang anak seperti sebuah cambukan yang menyakitkan (hee hee hee ). (padahal yang nyuruh mandi kadang juga belum mandi). Sampai prosesi memakai sabun dan sikat gigi adalah sebuah perjuangan yang maha dahsyat hingga anaku bersih dan wangi. sampai memberi baju memberi bedak adalah sebuah perjuangan extra sabar dan keras melebihi apapun. Pikir saya lha wong mau di jadikan wangi aja susah. Itulah sekelumit perjuangan berat yang aku hadapi langsung ketika mata mulai terbuka hingga tidur malam. (bayangkan).

Aku merenung gimana caranya nih mencapai tujuan tanpa harus menguras energi banyak. Terlintas di kepalaku, coba dengan jalan di ”Puji” mungkin akan lebih baik,tidak menguras energi dan tidak menimbulkan polusi suara.
Lalu dengan cepat aku mempraktekannya, ”anak baik kok belum mandi nanti bau lho ?” . ”yang pinter pasti makanya banyak !”.  dan sebagai dan sebagainya. Ajaib ......... dengan sendirinya anaku melakukan semua yang tadinya tidak mau di lakukan, yang lebih aneh lagi mereka melakukan dengan gembira dan rasa bangga. Seperti ketika selesai makan mereka dengan bangganya menunjukan perutnya yang sudah terisi penuh dan segera mereka berlari ke kamar mandi untuk mandi tanpa harus di bentak-bentak.
Saya sedikit tidak percaya dan bengong, tetapi itulah yang terjadi sebuah pujian mampu mengubah situasi dengan drastis. Dalam hal ini saya banyak belajar gimana kalau diterapkan di pekerjaan, hubungan dengan istri suami wah pasti boleh juga. Kita tentu akan membiasakan dengan kata ”tolong”, ”permisi” dan”maaf” kata-kata yang sederhana tetapi hasilnya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Cobalah.

Tidak ada komentar: