Selasa, 11 Oktober 2011

PERISTIWA KECIL YANG MENGESANKAN


Sebuah peristiwa kecil namun bermakna dalam, sangat dalam di ingatan dan relung hatiku, bagiku itu bukan hal yang sepele.

Peristiwa itu berawal dari rengekan anaku, yang melaporkan bahwa pensil warna untuk pelajaran menggambar sudah habis alias adapun tinggal unyil- unyil untuk menggenggamnyapun susah dan hanya tinggal warna seadanya dan pasti jauh dari lengkap.
Kemudian dengan spontan aku melakukan investigasi dari laporan anaku. Dan aku menemukan fakta yang tidak jauh dari laporan. Kemudian aku mulai bertanya kapan pelajaran melukisnya di jawab anaku ” hari jumat”, oya masih punya waktu beberapa hari lagi pikirku. Kemudian aku jawab tenang ya nak pokoknya sebelum pelajaran menggambar pensil warna itu sudah ada di tasmu. Dengan raut muka sedikit ragu anaku mengguk antara iya dan tidak.

Sebelum beranjak tidur aku berpikir dan berharap tentu yang terbaik yang akan aku berikan kepada anaku, semoga pikirku. Tetapi yang lebih menggangu pikiranku aku ingin membuat momen itu menjadi berarti.

Keesokan harinya saya waktu jam istirahat saya mengantar temen untuk membeli sesuatu yang ternyata dia membeli salah satunya adalah pensil warna untuk anaknya
Dismping membeli yang lain. Kebeltulan aku jadi tahu berapa harga pensil warna yang cukup besar dan lengkap tapi entar aja pikirku, besok aku ke situ lagi (padahal hari itu emang lagi bokek heee heeee stttt malu).
Besoknya saya ke sana dan jadi membeli tuh pensil warna yang ajaibnya pensil warna itu kutebus dengan harga di bawah harga waktu temenku kemarin beli padahal aku tidak menawar sedikitpun. Kutanya harganya dan langsung ku bayar tetapi dengan spontan sang pramuniaga menurunkan harga yang telah kami sepakati, dapat diskon deh jadinya, padahal suer aku gak nawar (dasar orang baik kali yee selalu dimurahkan rejekinya heee heeeeh   hjeee semoga) atau orang ngeliat tampang aku terus kasihan gak tau deh itulah sekelumit cerita perjuangan membeli untuk anaku sebuah pensil warna.
Ketika aku pulang dengan lugunya hampir tanpa ekspresi kujawab belum, ketika anaku bertanya sudah beli pensil warnanya apa belum (padahah sudah ada di dalam tas kerjaku) bukan berniat mau ngeboongin tapi simak terus ceritanya .........
Dari sorot mata anaku semakin terpancar kegelisahan karna hari sudah semakin dekat dengan hari H nya. Nanti pasti papa beliin.disambut muka lesu anaku karena matanya tak jadi berbinar melihat benda yang di idamkannya.dengan berkelebat, benda itu langsung ku amankan ke tempat yang cukup aman dari penciuman jeli anaku. Pada saat yang telah ditentukan, ku tunjukan juga pensil warna idaman anaku tersayang dan ku lihat pancaran warna kegembiraan yang meluap dengan ekspresi yang super lucu dari seorang anak yang polos. Bagiku itu sangat menggembirakan dan lucu luar biasa. Seringkali Tuhan juga bertindak begitu kepada umatNya suka yang mepet-mepet dan membuat deg-degan tetapi yang anehnya tidak pernah terlambat.

Tidak ada komentar: